Tazkirah 23 : 4 Golongan Manusia Bersama Sheikh Naqjamudin Syed Othman


Post kali ini saya ingin kongsikan antara intipati nasihat dan tazkirah yang telah disampaikan oleh Sheikh Naqjamudin Syed Othman di Surau At Taqwa IPG Kampus Bahasa Melayu pada 12 Mei 2011 yang lalu. Terlalu banyak sebenarnya input yang ingin dikongsikan tetapi saya begitu tertarik dengan 4 golongan manusia yang digambarkan oleh Imam Al Ghazali.

Imam Ghazali menggambarkan bahawa manusia terbahagi kepada 4 (empat) golongan, 4 golongan yang dimaksud adalah :


1. Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri

Seseorang yang tahu, dan dia tahu apa yang dirinya tahu.


Orang seperti ini biasanya disebut ‘Alim = mengetahui. Orang yang seperti ini apa yang harus kita lakukan adalah dengan mengikutinya, apalagi kalau kita masih belajar dan dambakan banyak ilmu. Maka, sudah sepatutnya kita mencari orang seperti ini.

Ini adalah jenis manusia yang paling baik berdasarkan ilmu pengetahuannya, ia tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas tetapi juga dia menyedari ilmunya sehingga ia mengamalkannya di jalan Allah SWT. Ia senantiasa berusaha sebaik mungkin untuk mengamalkan ilmunya demi kebaikan umat. Orang seperti ini meskipun pengetahuannya luas dan mantap, ia tidak sombong dan tidak berhenti belajar.

Manusia jenis ini adalah manusia unggul, manusia seperti inilah yang mampu merobah dunia ke arah yang lebih baik, mereka layak menjadi lifemaking. Jumlah manusia seperti ini tidaklah banyak, tetapi setiap di mana ia berada ia akan menjadi nyawa bagi kehidupan umat manusia lainnya. Subhanallah… dimanakah orang-orang yang seperti ini ?


2. Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri

Seseorang yang tahu, tetapi dia tidak tahu apa yang dirinya tahu.


Orang yang seperti ini,dapatlah kita umpamakannya seperti orang yang tengah tidur, lalu bagaimana sikap kita dengan orang yang seperti ini ? Bangunkan dia !. Manusia seperti ini sesungguhnya memiliki ilmu dan kecekapan, tetapi dia tidak pernah menyedari bahawa sesungguhnya dia memiliki potensi yang luar biasa tersebut. Manusia seperti ini sering kita jumpai disekeliling kita, kehadirannya seakan-akan tidak berguna selama dia belum bangun (menyedari kemampuannya).

Sekali lagi orang-orang seperti ini harus segera di bangunkan, kerana ilmunya yang tidak diamalkan ibarat pohon yang tidak berbuah, adanya dia menjadi seperti tidak ada. Kepada yang mempunyai sahabat seperti ini, ingatkan dia, yakinkan dia bahawa dia memiliki potensi untuk berbakti kepada masyarakat, bangsa dan agama.


3. Rojulun Laa Yadri Annahu Laa Yadri

Seseorang yang tidak tahu, tetapi dia tahu (sedar diri) apa yang dia tidak tahu.


Orang-orang seperti ini adalah orang yang masih rapuh, masih lemah pengetahuannya, masih rendah pengetahuannya. Maka bagi orang-orang yang berilmu yang berada disekitarnya adalah berkewajiban untuk membimbing dan mengajarinya.

Menurut Imam Ghazali, manusia seperti ini masih tergolong baik. Sebab manusia seperti ini menyedari akan kekurangannya, ia mampu memunasabah dirinya dan mampu menempatkan diri untuk belajar. Kerana ia tahu akan segala kekurangannya, ia terus berusaha menyempurnakannya. Dengan terus berusaha untuk belajar, dan sangat mengharapkan satu ketika nanti mampu menjadi oarng berilmu dan tahu akan dirinya yang mempunyai ilmu yang harus diamalkan.

Meskipun tergolong baik, tetapi ini bukan golongan manusia yang mampu membuat perubahan nyata bagi lingkungannya. Sebab, tanpa ilmu pengetahuan yang cukup, maka manusia tidak mampu berinovasi.

Baiknya, golongan manusia seperti ini dengan akal sihatnya tidak akan menghalangi sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik. Dia tidak akan berani memegang amanah yang ia rasa tidak mampu untuk memegangnya, kerana ia tahu siapa dirinya.


4. Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri

Seseorang yang tidak tahu, dan dia tidak tahu apa yang dirinya tidak tahu.


Inilah golongan manusia yang paling buruk, tidak berilmu (jahil), tidak tahu diri dan tidak berguna. Ia selalu merasakan serba tahu, merasakan benar, merasakan memiliki ilmu yang banyak, padahal ia tidak tahu apa-apa. Pendek kata manusia seperti ini susah sekali untuk diharapkan, ketika mana pendapatnya sudah salah dan lemah sekalipun ia tetap mencari-cari alasan untuk membenarkan kesalahannya tersebut. Kalau di tegur atau di ingatkan ia akan membantah, melenting dan memberontak kerana ia merasakan tahu atau bahkan merasakan lebih tahu. Manusia seperti ini paling susah untuk mendapatkan kebaikannya.

Janganlah diikut orang seperti ini, kalau memang kita rasakan tidak sanggup untuk menyedarkannya maka lebih baik meninggalkannya kerana takut-takut kita yang akan terpengaruhi akan dia. Ingat, ilmu yang palsu (keliru) jauh lebih berbahaya dari kebodohan.

Terlalu banyak istilah untuk menggambarkan orang seperti ini, hal ini sebanding dengan banyaknya manusia jenis seperti ini (atau bahkan jangan-jangan diri kita sendiri ?, naudzubillah….). Biasanya orang seperti inilah yang jahil dan terbawa-bawa oleh aliran sesat atau yang menyesatkan. Meninggalkannya masih jauh lebih baik daripada banyak berdebat dengannya yang hanya akan menimbulkan pertikaian, debat yang tak akan pernah berkesudahan karena jalur pemikirannya sendiri sudah berbeda. Orang yang berilmu kalau berdebat dengan orang yang Jahil umpama itik yang bercakap dengan ayam. Apa yang pasti si jahil tetap akan menegakkan benang yang basah meskipun isinya kosong semata-mata.

Semoga kita tidak termasuk di dalam golongan yang ke-4 meskipun kita tidak tahu, kita sebenarnya diberi nikmat dan kesempatan untuk terus belajar dan belajar. wallahu 'alam...

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Info 12 : KAMUS LOGHAT PERLIS YANG UNIK

Indahnya Berbahasa : Bahasa Istana

Rujukan kehormat